Seringkali ketika kita menemukan kerawanan ataupun missconfiguration pada system sendiri, kita akan
menganggap hal itu adalah hal yang kecil, karena kita menanggapinya bukan sebagai lubang keamanan.
Tools maupun teknik yang digunakan cracker kebanyakan adalah variasi dari serangan yang mereka
lakukan sebelumnya. Sebagai Administrator baik system maupun jaringan ataupun end user, Anda
haruslah banyak belajar dari pengalaman penyerangan yang terjadi sebelumnya (walaupun serangan
tersebut terjadi pada orang lain) untuk menghindari serangan yang akan terjadi berikutnya.
Mengetahui jenis serangan sangat penting untuk menjaga stabilitas system, sehingga anda tidak perlu
repot untuk menginstall system baru agar lebih aman, anda hanya perlu mempatch atau bahkan sedikit
mengkonfigurasi system anda Mungkin bagi beberapa orang tulisan ini merupakan tulisan yang sangat
mendasar, tapi tidak ada salahnya jika anda sebagai seorang Profesional untuk mereview sesuatu yang
dasar dari waktu ke waktu.. Artikel ini bukan ditujukan untuk menyerang tetapi sebaliknya yaitu untuk
bertahan, karena menurut hemat saya untuk bertahan anda harus tahu cara menyerang. Dalam artikel ini
terdapat serangan yang sering dilakukan oleh cracker dan disetiap serangan mempunyai metode-metode
tersendiri, contohnya saja dalam melakukan IP spoofing yang mempunyai banyak metode diantaranya
man in the middle attack. Dengan alasan diatas saya akan mencoba menggaris besarkan seranganserangan
umum yang sering dilakukan cracker dan harus diketahui oleh seorang Administrator maupun
end user, sedangkan metode-metode yang lebih spesifik mungkin akan saya tuangkan dalam tulisan saya
berikutnya baik itu penyerangan ataupun metode yang dilakukan untuk bertahan. Saya tahu tulisan berikut
adalah jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik sangat saya harapkan.
1. IP Spoofing
IP Spoofing juga dikenal sebagai Source Address Spoofing, yaitu pemalsuan alamat IP attacker sehingga
sasaran menganggap alamat IP attacker adalah alamat IP dari host di dalam network bukan dari luar
network. Misalkan attacker mempunyai IP address type A 66.25.xx.xx ketika attacker melakukan
serangan jenis ini maka Network yang diserang akan menganggap IP attacker adalah bagian dari
Networknya misal 192.xx.xx.xx yaitu IP type C. IP Spoofing terjadi ketika seorang attacker ‘mengakali’
packet routing untuk mengubah arah dari data atau transmisi ke tujuan yang berbeda. Packet untuk
routing biasanya di transmisikan secara transparan dan jelas sehingga membuat attacker dengan mudah
untuk memodifikasi asal data ataupun tujuan dari data. Teknik ini bukan hanya dipakai oleh attacker
tetapi juga dipakai oleh para security profesional untuk men tracing identitas dari para attacker.
Protokol yang menangani komunikasi antar komputer kebanyakan berhasil di spoof. ICMP (Internet
Control Message Protocol) adalah salah satunya(vulnerable) karena protokol ini dilewati oleh informasi
dan pesan-pesan kesalahan diantara dua node dalam network. Internet Group Message Protocol(IGMP)
dapat dieksploitasi dengan menggunakan serangan tipe ini karena IGMP melaporkan kondisi kesalahan
pada level user datagram, selain itu juga protokol ini mengandung Informasi routing dan Informasi
Network. (UDP) User Datagram Protocol juga dapat ‘diminta’ untuk menampilkan identitas host sasaran.
Solusi untuk mencegah IP spoofing adalah dengan cara mengamankan packet-packet yang ditransmisikan
dan memasang screening policies. Enkripsi Point-to-point juga dapat mencegah user yang tidak
mempunyai hak untuk membaca data/packet. Autentikasi dapat juga digunakan untuk menyaring source
yang legal dan bukan source yang sudah di spoof oleh attacker. Dalam pencegahan yang lain,
Admininistrator dapat menggunakan signature untuk paket-paket yang berkomunikasi dalam networknya
sehingga meyakinkan bahwa paket tersebut tidak diubah dalam perjalanan.
Anti Spoofing rules(peraturan anti spoof) yang pada dasarnya memberitahukan server untuk menolak
packet yang datangnya dari luar yang terlihat datangnya dari dalam, umumnya hal ini akan mematahkan
setiap serangan spoofing.
2. FTP Attack
Salah satu serangan yang dilakukan terhadap File Transfer Protocol adalah serangan buffer overflow yang
diakibatkan oleh malformed command. tujuan menyerang FTP server ini rata-rata adalah untuk
mendapatkan command shell ataupun untuk melakukan Denial Of Service.
Serangan Denial Of Service akhirnya dapat menyebabkan seorang user atau attacker untuk mengambil
resource didalam network tanpa adanya autorisasi, sedangkan command shell dapat membuat seorang
attacker mendapatkan akses ke sistem server dan file-file data yang akhirnya seorang attacker bisa
membuat anonymous root-acces yang mempunyai hak penuh terhadap system bahkan network yang
diserang.
Tidak pernah atau jarang mengupdate versi server dan mempatchnya adalah kesalahan yang sering
dilakukan oleh seorang admin dan inilah yang membuat server FTP menjadi rawan untuk dimasuki.
Sebagai contoh adalah FTP server yang populer di keluarga UNIX yaitu WU-FTPD yang selalu di
upgrade dua kali dalam sehari untuk memperbaiki kondisi yang mengizinkan terjadinya bufferoverflow
Mengexploitasi FTP juga berguna untuk mengetahui password yang terdapat dalam sistem, FTP Bounce
attack(menggunakan server ftp orang lain untuk melakukan serangan), dan mengetahui atau mensniff
informasi yang berada dalam sistem
3. Unix Finger Exploits
Pada masa awal internet, Unix OS finger utility digunakan secara efficient untuk men sharing informasi
diantara pengguna. Karena permintaan informasi terhadap informasi finger ini tidak menyalahkan
peraturan, kebanyakan system Administrator meninggalkan utility ini (finger) dengan keamanan yang
sangat minim, bahkan tanpa kemanan sama sekali. Bagi seorang attacker utility ini sangat berharga untuk
melakukan informasi tentang footprinting, termasuk nama login dan informasi contact. Utility ini juga
menyediakan keterangan yang sangat baik tentang aktivitas user didalam sistem, berapa lama user berada
dalam sistem dan seberapa jauh user merawat sistem.
Informasi yang dihasilkan dari finger ini dapat meminimalisasi usaha cracker dalam menembus sebuah
sistem. Keterangan pribadi tentang user yang dimunculkan oleh finger daemon ini sudah cukup bagi
seorang atacker untuk melakukan social engineering dengan menggunakan social skillnya untuk
memanfaatkan user agar ‘memberitahu’ password dan kode akses terhadap system.
4. Flooding & Broadcasting
Seorang attacker bisa menguarangi kecepatan network dan host-host yang berada di dalamnya secara
significant dengan cara terus melakukan request/permintaan terhadap suatu informasi dari sever yang bisa
menangani serangan classic Denial Of Service(Dos), mengirim request ke satu port secara berlebihan
dinamakan flooding, kadang hal ini juga disebut spraying. Ketika permintaan flood ini dikirim ke semua
station yang berada dalam network serangan ini dinamakn broadcasting. Tujuan dari kedua serangan ini
Melalui cara enumerasi tentang topographi network sasaran, seorang attacker bisa mempunyai banyak
pilihan untuk meng- crash packet baik dengan cara menguji isi firewall, load balancers atau content –
based routers. Dengan tidak memakai system pertahanan ini, network sasaran jauh lebih rawan untuk
perusakan dan pembobolan.
Karena paket yang dipecah(fragmented packet) tidak dicatat dalam file log sebelum disatukan kembali
menjadi data yang utuh, packet yang dipecah ini memberikan jalan bagi hacker untuk masuk ke network
tanpa di deteksi. Telah banyak Intrusion Detection System (IDS) dan saringan firewall(firewall filters)
yang memperbaiki masalah ini, tapi masih banyak juga system yang masih dapat ditembus dengan cara
ini.
Comments :
0 komentar to “15 Jenis Serangan Cracker (bag.1)”
Posting Komentar